Power tends to corrupt”, Dasar Masyarakat Madina Memilih Pemimpinnya

Lingkaranistana.id ( Madina) – Pintu-pintu dari setiap kantor partai politik di Mandailing Natal ( Madina), Sumut telah menyambut nama-nama yang mengkehendaki dirinya sebagai calon pemimpin untuk bumi gordang sambilan ini ( Kabupaten Mandailing Natal)

Dari setiap nama tersebut, yang telah menyodorkan dirinya sebagai calon pemimpin untuk daerah ini, belum ada satu diantara mereka yang menyatakan bahwa rakyat Mandailing Natal membutuhkan keadilan dan kesejahteraan sosial. Hal itu diungkapkan Farhan Donganta kader IMA Madina STAIN Mandailing Natal ( Mahasiswa), Panyabungan , Minggu, (19/05/2024).

“Pertanyaan pun menggema di kepala kita, mengingat Mandailing Natal baru saja mengalami insiden yang memalukan dimana hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditangkapnya mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Mandailing Natal, yang ditangkap oleh pihak aparat karena melakukan tindakan korup pada seleksi penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2023. Kasus ini adalah simbol atas korupnya birokrasi di Mandailing Natal” ujarnya

Dikatakan Farhan, Istilah “Power tends to corrupt” pun harus dijadikan sebagai dasar oleh masyarakat Mandailing Natal untuk memilih pemimpinnya, kekuasaan selalu memiliki potensi untuk korupsi. Hal ini perlu diperhatikan, jangan sampai pilkada Madina 2024 menjadi jalan bagi koruptor untuk menjadi pemimpin di Mandailing Natal.

“Lebih dari itu, saya merasa bahwa kita perlu membahas hal yang sangat intim dan bersentuhan langsung dengan kulit kita sebagai rakyat, yakni: persoalan ekonomi” sambungnya

Farhan Menjelaskan, Mandailing Natal adalah suatu daerah yang memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, Mandailing Natal memiliki kopi, sawit, emas, laut, dan kekayaan alam lainnya.

Akan tetapi dari semua kekayaan alam tersebut, siapa diantara calon pemimpin Mandailing Natal yang mampu mengelola hal tersebut dengan baik untuk menghadirkan kesejahteraan dan membunuh tindakan koruptif.

“Tentu saja, persoalan sumber daya alam, harus dikuatkan untuk dibahas, mengingat pemimpin Mandailing Natal di masa yang mendatang harus memiliki gagasan tentang sumber daya alam, yang bisa saja dicaplok oleh para penjahat seperti yang terjadi baru-baru ini di kecamatan Kotanopan mengenai pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang belum berujung hukum” imbuhnya

Terang dia lagi, Pun, pada dasarnya, Mandailing Natal tidak akan pernah maju, jika yang dibahas adalah target jumlah suara dari para calon pemimpin, bukan target prioritas yang harus dibangkitkan seperti tentang pendidikan, kita dapat melihat tanpa perlu membawa data tebal yang tercantum dalam ribuan lembar kertas bahwa banyak di generasi saya putus sekolah karena persoalan ekonomi yang tidak baik-baik saja.

“Pertanyaan tentang siapa yang harus memberantas narkoba di Mandailing Natal juga adalah sesuatu yang perlu di prioritaskan oleh para calon pemimpin, tentang tindakan apa yang harus digunakan demi memberantas narkoba” bebernya

Menurutnya, para calon pemimpin Mandailing Natal harus diberi peringatan tentang permasalahan-permasalahan ini, agar mereka melihat bahwa gagasan dan ide pikiran adalah hal yang lebih penting daripada menyodorkan dan menggunakan ‘money politics’ sebagai sarana untuk menang. Penulis ( Edi Lubis)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *